Prediksi Harga Aluminium: Prospek Pasar untuk Tahun 2025–2026 dan Seterusnya
Pasar aluminium global telah menjadi salah satu segmen komoditas yang paling banyak dipantau. Sebagai logam dasar yang penting untuk manufaktur modern, aluminium berada di persimpangan pertumbuhan industri, transisi energi, dan kebijakan perdagangan geopolitik. Pada tahun 2025, harga aluminium telah menarik perhatian khusus dari para analis karena kondisi pasar semakin ketat dan permintaan akan logam industri meningkat. Artikel ini menyajikan prediksi harga aluminium secara mendalam, meneliti tingkat harga aluminium saat ini, pendorong penawaran dan permintaan yang mendasarinya, dan prospek harga terperinci untuk tahun 2025 dan 2026, dengan konteks yang lebih luas hingga tahun 2030.
Gambaran Umum Pasar Aluminium dan Kinerja Harga Terkini
Pasar aluminium global bernilai beberapa ratus miliar dolar pada tahun 2024, mencerminkan status aluminium sebagai komoditas penting di berbagai sektor. Dalam nilai miliaran dolar pada tahun 2024, aluminium termasuk di antara logam industri yang paling banyak diperdagangkan di seluruh dunia. Sepanjang tahun 2024, harga aluminium relatif stabil untuk sebagian besar tahun tersebut, dengan harga rata-rata berfluktuasi dalam kisaran yang sempit karena ketidakpastian makroekonomi mengimbangi permintaan aluminium yang stabil.
Namun, pada Desember 2024, harga telah naik karena kendala pasokan menjadi lebih terlihat dan pertumbuhan permintaan membaik. Harga spot di London Metal Exchange mulai bergerak lebih tinggi, dan harga berjangka mengikutinya, menandakan perubahan sentimen. Harga LME memasuki tahun 2025 dalam keadaan sudah tinggi, menyiapkan panggung untuk pertumbuhan harga yang lebih kuat selama tahun tersebut.
Sepanjang tahun 2025, pergerakan harga aluminium mencerminkan pengetatan persediaan dan optimisme yang hati-hati. Harga di LME diperdagangkan lebih tinggi daripada harga spot yang terlihat di awal tahun, dan harga aluminium per ton berulang kali menguji level yang belum pernah terlihat sejak siklus komoditas sebelumnya. Oleh karena itu, pasar aluminium telah beralih dari keseimbangan ke fase pengetatan yang jelas.

Dinamika Sisi Penawaran dan Tren Produksi Global
Produksi aluminium global merupakan pilar utama dalam setiap perkiraan harga aluminium. Pertumbuhan produksi melambat secara signifikan setelah tahun 2023 karena biaya energi meningkat dan pembatasan lingkungan semakin diperketat. Produsen aluminium menghadapi tantangan yang terus-menerus dari penetapan harga listrik, peraturan karbon, dan gangguan logistik di seluruh rantai pasokan.
Peran China tetap menentukan. Produksi aluminium China beroperasi mendekati batas struktural sekitar 45 juta metrik ton, yang membatasi pertumbuhan pasokan tambahan. Batas ini telah berdampak nyata pada pasokan global dan telah berkontribusi pada kondisi pasar yang lebih ketat pada tahun 2025. Dengan terbatasnya kapasitas peleburan baru yang beroperasi di China, pertumbuhan pasokan tambahan semakin bergeser ke wilayah lain.
Indonesia telah muncul sebagai pusat pertumbuhan penting, didukung oleh investasi di sektor pengolahan logam hilir dan kapasitas aluminium primer. Namun, meskipun Indonesia berkontribusi pada produksi aluminium global, kontribusinya belum cukup untuk sepenuhnya mengimbangi kendala di tempat lain. Akibatnya, profil produksi aluminium global tetap terbatas.
Aluminium daur ulang memainkan peran yang semakin penting sebagai bahan baku aluminium, membantu mengurangi intensitas energi dan mendukung tujuan keberlanjutan. Meskipun demikian, aluminium daur ulang tidak dapat sepenuhnya menggantikan aluminium primer dalam banyak aplikasi, terutama di sektor-sektor berkinerja tinggi.
Indikator Pasokan | Tahun 2024 | Tahun 2025 | 2026 (perkiraan) |
Produksi aluminium global | Stabil | Sedikit peningkatan | Peningkatan moderat |
Keseimbangan pasar | Kelebihan pasar | Defisit pada tahun 2025 | Kelebihan pasar |
Produksi Tiongkok | Tutup dekat | Tutup dekat | Tutup dekat |
Kapasitas peleburan baru | Terbatas | Selektif | Bertahap |
Permintaan Aluminium dan Pertumbuhan Sektoral
Dari sisi permintaan, permintaan aluminium telah menguat di berbagai sektor. Permintaan aluminium sangat kuat di sektor transportasi, pengemasan, konstruksi, dan infrastruktur energi terbarukan. Transisi energi telah menjadi pendorong struktural utama, karena aluminium sangat penting untuk saluran transmisi listrik, rangka panel surya, turbin angin, dan platform kendaraan listrik.
Pertumbuhan permintaan aluminium juga didukung oleh program stimulus di beberapa negara, yang bertujuan untuk peningkatan infrastruktur dan modernisasi industri. Permintaan logam industri meningkat karena pemerintah memprioritaskan manufaktur dalam negeri dan ketahanan rantai pasokan.
Faktor pendorong permintaan utama pada tahun 2025 meliputi:
- Pertumbuhan pesat dalam produksi kendaraan listrik, mendorong peningkatan permintaan aluminium per kendaraan.
- Program belanja infrastruktur yang mendukung pembangunan dan perluasan jaringan listrik.
- Tren pengurangan bobot di sektor otomotif dan kedirgantaraan
Secara keseluruhan, permintaan global terus meningkat, dan model perkiraan pertumbuhan permintaan menunjukkan peningkatan tahunan selama beberapa tahun mendatang, meskipun beberapa wilayah mengalami pertumbuhan makroekonomi yang lebih lambat.
Prakiraan Harga Aluminium untuk Tahun 2025
Prakiraan harga aluminium untuk tahun 2025 mencerminkan pasar yang tertekan akibat pertumbuhan pasokan yang terbatas dan permintaan yang kuat. Sebagian besar analis memperkirakan harga aluminium rata-rata akan lebih tinggi pada tahun 2025 dibandingkan tahun 2024. Konsensus memperkirakan harga rata-rata akan berada di kisaran USD 2.400 hingga USD 2.700 per metrik ton, tergantung pada kondisi pasar regional dan kebijakan perdagangan.
Beberapa lembaga, termasuk Goldman Sachs, telah menerbitkan prediksi harga aluminium yang menunjukkan penguatan berkelanjutan hingga kuartal ketiga tahun 2025. Menurut perkiraan ini, harga dapat mencapai puncaknya selama kuartal ketiga tahun 2025 karena permintaan musiman meningkat dan persediaan tetap rendah. Pada kuartal ketiga tahun 2025, tingkat harga aluminium diperkirakan akan tetap didukung dengan baik.
Sumber | Memprediksi harga rata-rata | Jangka waktu |
Analis bank investasi | USD 2.550 per ton | Sepanjang tahun 2025 |
Perusahaan riset komoditas | USD 2.450 per ton | Tahun 2025 |
Model terkait LME | Lebih tinggi dari harga spot | Kuartal ke-3 tahun 2025 |
Dalam satuan per metrik ton, proyeksi ini menunjukkan risiko kenaikan yang berkelanjutan jika terjadi gangguan pasokan. Prediksi harga aluminium untuk tahun 2025 secara umum tetap bullish, didukung oleh pertumbuhan permintaan struktural dan pasokan global yang terbatas.
Kebijakan Perdagangan, Tarif, dan Penetapan Harga Regional
Kebijakan perdagangan telah menjadi variabel penentu dalam penetapan harga aluminium. Langkah-langkah tarif yang memengaruhi impor baja dan aluminium telah membentuk kembali dinamika pasar regional. Di Amerika Serikat dan sebagian Eropa, rezim tarif telah mendukung produsen aluminium domestik sekaligus meningkatkan biaya bagi pengguna hilir.
Ketidakpastian tarif juga meningkatkan volatilitas harga, karena pelaku pasar bereaksi terhadap pengumuman kebijakan dan perubahan aturan impor. Aluminium Rusia tetap menjadi isu sensitif di pasar global, dengan sanksi dan pembatasan perdagangan yang memengaruhi ketersediaan dan harga.
Kebijakan perdagangan ini telah menyebabkan fragmentasi harga di berbagai wilayah, yang berarti harga aluminium per ton dapat sangat bervariasi tergantung pada lokasi, biaya logistik, dan paparan tarif.
Prospek untuk tahun 2026 dan Ekspektasi Awal Tahun 2026
Menjelang tahun 2026, perkiraan harga aluminium berbeda-beda. Beberapa analis memperkirakan harga aluminium akan turun seiring dengan dimulainya kembali pertumbuhan produksi dan munculnya surplus pasar pada awal tahun 2026. Surplus ini diperkirakan akan bersifat moderat dan bukan struktural, mencerminkan penambahan pasokan secara bertahap dan bukan penurunan permintaan yang drastis.
Analis lain berpendapat bahwa harga aluminium dapat tetap tinggi sepanjang tahun 2026 karena biaya energi yang terus berlanjut dan lambatnya pengaktifan kembali pabrik peleburan. Menurut pandangan ini, harga aluminium per ton mungkin tetap mendekati atau di atas rata-rata jangka panjang, terutama jika pertumbuhan permintaan tetap kuat.

Model perkiraan harga untuk tahun 2026 biasanya berkisar di sekitar USD 2.300–2.500 per ton, dengan risiko penurunan jika pertumbuhan global melemah dan risiko kenaikan jika gangguan pasokan berlanjut.
Prospek Harga Jangka Panjang Menuju Tahun 2030
Pada tahun 2030, permintaan aluminium global diperkirakan akan jauh lebih tinggi daripada tingkat saat ini. Pertumbuhan permintaan global didukung oleh urbanisasi, elektrifikasi, dan perluasan berkelanjutan sistem energi terbarukan. Aluminium diperkirakan akan tetap menjadi material pilihan karena kemampuan daur ulangnya dan rasio kekuatan terhadap beratnya.
Meskipun pertumbuhan produksi diantisipasi, terutama di luar China, biaya energi dan kendala lingkungan dapat membatasi seberapa cepat pasokan baru dapat ditambahkan. Hal ini menunjukkan bahwa volatilitas harga aluminium akan terus berlanjut, bahkan jika harga rata-rata stabil.
Kesimpulan: Prospek Harga Aluminium di Pasar Global yang Berubah
Kesimpulannya, pasar aluminium pada tahun 2025 mencerminkan keseimbangan yang semakin ketat yang didorong oleh permintaan yang kuat, pasokan global yang terbatas, dan kebijakan perdagangan yang terus berkembang. Aluminium diperkirakan akan tetap menjadi logam yang penting secara strategis di berbagai sektor. Prakiraan harga aluminium untuk tahun 2025 menunjukkan harga rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2024, sementara tahun 2026 mungkin akan membawa sedikit penurunan seiring dengan dimulainya kembali pertumbuhan produksi.
Meskipun demikian, harga aluminium diperkirakan akan terus diperdagangkan pada level tinggi dalam beberapa tahun mendatang, didukung oleh transisi energi, pertumbuhan permintaan yang berkelanjutan, dan peran penting aluminium dalam perekonomian global. Memahami prediksi harga aluminium, kondisi pasar, dan dinamika penawaran-permintaan akan tetap penting bagi produsen, konsumen, dan investor dalam menavigasi masa depan komoditas vital ini.